***AHLAN WA SAHLAN WA MARHABAN BIKUM DI BLOG ADI MANSAH LUBIZ*** assalamualaikum Pictures, Images and Photos
zwani.com myspace graphic comments
Graphics for Welcome Comments

Monday, August 24, 2009

Tentang Puasa


Oleh : Buya Hamka

(Tafsir Surah Al Baqarah ayat 183 - 185)

Puasa bulan Ramadhan telah termasuk salah satu dari lima Rukun (tiang) Islam. Dalam bahasa

Arab puasa disebut shiyam atau shaum, yang pokok artinya ialah menahan. Di dalam peraturan

Syara' dijelaskan bahwasanya shiyam menahan makan dan minum dan bersetubuh suami istri

dari waktu fajar sampai waktu maghrib, karena menjunjung tinggi perintah Allah. Maka setelah

nenek moyang kita memeluk Agama Islam kita pakailah kata PUASA buat menjadi arti daripada

shiyam itu. Karena memang sejak agama yang dipeluk terlebih dahulu, peraturan puasa telah

ada juga. Maka bersabdalah Tuhan: "Wahai orang-orang beriman ! Diwajiban kepada kamu

puasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang yang sebelum kamu." (pangkal ayat

183).

Sahabat Nabi kita, salah seorang ahli tafsir yang terkenal pula, yaitu Abdullah bin Mas'ud

pernah mengatakan, bahwa apabila sesuatu ayat telah dimulai dengan panggilan kepada orang

yang percaya, sebelum sampai ke akhirnya kita sudah tahu bahwa ayat ini akan mengandung

suatu perihal yang penting ataupun suatu larangan yang berat. Sebab Tuhan Yang Maha Tahu

itu telah memperhitungkan terlebih dahulu bahwa yang bersedia menggalangkan bahu buat

memikul perintah Ilahi itu hanya orang yang beriman. Maka perintah puasa adalah salah satu

perintah yang meminta pengorbanan kesenangan diri dan kebiasaan tiap hari. Kalau perintah

tidak dijatuhkan kepada orang yang beriman tidaklah akan berjalan. Orang yang merasa dirinya

ada iman bersedia menunggu, apa agaknya perintah yang akan dipikul itu. Dan bersedia

merubah kebiasaannya, menahan nafsunya dan bersedia pula bangun di waktu sahur (dini hari)

dan makan pada waktu itu, karena Tuhan yang memerintahkan. Dia bersedia menahan

seleranya membatasi diri di dalam melakukan suatu latihan yang agak berat.

1 / 3

Puasa (1)

Dengan ini dapatlah kita fahamkan bahwasanya peraturan puasa bukanlah peraturan yang baru

diperbuat setelah Nabi Muhammad saw diutus saja, melainkan sudah diperintahkan juga

kepada ummat-ummat terdahulu. Meskipun Kitab Taurat tidak menerangkan peraturan puasa

sampai kepada yang berkecil-kecil, namun di dalamnya ada pujian dan anjuran kepada orang

supaya berpuasa.

Nabi Musa sendiri pernah puasa 40 hari. Sampai kepada zaman kita ini orang Yahudi masih

tetap melakuka puasa pada hari-hari tertentu; puasa satu minggu sebagai peringatan

hancurnya Yerusalem dan diambilnya kembali. Puasa hari ke sepuluh pada bulan ketujuh

menurut perhitungan mereka, yang mereka puasakan sampai malam.

Dalam kita Injilpun tidaklah diberikan tuntunan puasa sampai kepada yang berkecil-kecil. Nabi

Isa al Masih menganjurkan berpuasa, tetapi jangan dilagakkan. Buatlah seakan-akanorang

tidak tahu bahwa engkau puasa; minyaki rambut baik-baik, dan cuci muka supaya jangan

kelihatan kusut karena puasa. Puasa orang Kristen yang terkenal ialah Puasa Besar sebelum

Hari Paskah. Nabi Musa mempuasakan hari itu, demikian juga Nabi Isa dan murid-murid beliau.

Kemudian gereja-gereja memutuskan pula hari-hari yang lain buat puasa, menurut yang

diputuskan oleh pendeta-pendeta mereka dalam sekte masing-masing. Ada juga

mempuasakan diri di hari-hari tertentu dari makanan tertentu, sebagai puasa dari daging, puasa

dari ikan, puasa dari telur dan susu. Adapun puasa mereka menurut peraturan lam, makan

hanya sekali dalam sehari semalam itu, tetapi kemudian ada perubaha, yaitu masa dari tengah

malam sampai tengah hari.

Orang Hindupun mempunyai puasa, demikian pula penganut agama Budha Biksu (pendeta

Budha) berpuasa sehari semalam, dimulai tengah hari tetapi boleh minum.

2 / 3

Puasa (1)

Dalam agama Mesir purbakalapun ada juga peraturan puasa, terutama atas orang-orang

perempuan. Bangsa Romawi sebelum Masehi-pun berpuasa. Di dalam surah Maryam kita lihat

bahwasanya Nabi Zakaria dan Maryam, ibu Nabi Isa-pun mengerjakan puasa. Selain

menurutiperaturan tidak makan dan tidak minum dan tidak bersetubuh (bagi Nabi Zakaria),

berpuasa juga dari bercakap.

Dengan demikian dapatlah kita simpulkan bahwasanya puasa adalah syariat yang penting di

dalam tiap-tiap agama, meskipun ada perubahan-perubahan hari ataupun bulan. Setelah

Rasulullah s.a.w. diutus ditetapkanlah puasa buat ummat Islam pada bulan Ramadhan dan

dianjurkan pula menambah (tathawwu') denga hari-hari yang lain.

0 komentar:

Post a Comment